Tampilkan postingan dengan label Rectoverso. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rectoverso. Tampilkan semua postingan

Jumat, 22 Juli 2011

Rectoverso - Selamat Ulang Tahun

Ribuan detik kuhabisi
Jalanan lengang kutentang
Oh, gelapnya, tiada yang buka
Adakah dunia mengerti?

Miliaran panah jarak kita
Tak jua tumbuh sayapku

Karena Waktu Menolak Mundur - from Rectoverso

“… Aku tidak tahu kemalangan jenis apa yang menimpa kamu, tapi aku ingin percaya ada insiden yang cukup dahsyat di dunia serba selular ini hingga kamu tidak bisa menghubungiku. Mungkinkah matahari lupa ingatan, lalu keasyikan terbenam atau terlambat terbit? Bahkan kiamat pun hanya berbicara soal arah yang terbalik, bukan soal perubahan jadwal.” [Dee, Recto Verso]

Aku tahu, kau tidak menggugatku serupa itu. Kita menetap di kolong langit yang sama dan melihat siklus edar matahari yang senada. Dan kau pun, meski terkadang childish, bukanlah sosok melankolis atau sok filosofis yang senang merumit-rumitkan kalimat untuk memaafkan kealpaan seseorang. Kau bukan orang yang suka memparodikan kegetiran diri seperti yang acap kulakoni. Meski kita pernah

Rectoverso - Curhat untuk Sahabat

...Tak ada yang muluk dari obat flu dan air putih. Tapi kamu mempertanyakannya seperti putri minta dibuatkan seribu candi dalam semalam."
Sahabatku, usai tawa ini
Izinkan aku bercerita:

Telah jauh, ku mendaki
Sesak udara di atas puncak khayalan
Jangan sampai kau di sana

Rectoverso - Aku Ada

"...Dengarkah kamu? Aku ada. Aku masih ada. Aku selalu ada. Rasakan aku, sebut namaku seperti mantra yang meruncing menuju satu titik untuk kemudian melebur, meluber, dan melebar. Rasakan perasaanku yang bergerak bersama alam untuk menyapamu."

Melukiskanmu saat senja
Memanggil namamu ke ujung dunia
Tiada yang lebih pilu

Rectoverso - HAnya Isyarat

Ku coba semua, segala cara
Kau membelakangiku
Ku nikmati bayangmu
Itulah saja cara yang bisa
Untuk kumenghayatimu
Untuk mencintaimu

Sesaat dunia jadi tiada
Hanya diriku yang mengamatimu

Rectoverso - Malaikat juga tau

Lelahmu...jadi lelahku juga
Bahagiamu...bahagiaku pasti
Berbagi takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hati

Kali ini hampir habis dayaku
Membuktikan padamu ada cinta yang nyata

Rectoverso - Peluk

"... Rasakan semua, demikian pinta sang hati. Amarah atau asmara, kasih atau pedih, segalanya indah jika memang tepat pada waktunya. Dan inilah hatiku pada dini hari yang hening. Bening. Apa adanya."


Menahun, ku tunggu kata-kata
Yang merangkum semua
Dan kini ku harap ku dimengerti
Walau sekali saja pelukku

Rectoverso - Grow a Day Older

"... When I was in complete surrender of who I am, the helpless idiot venturing her endless lessons of love and life. When I was thankful that he would grow a day older and see what a mess I could be. And I can feel I am arriving in that moment again, right now, as I am cuddled like his Teddy, and still not knowing what to do or what to decide."


See the sunrise
Know it's time for us to pack up all the past
And find what truly lasts

Rectoverso - Cicak di Dinding

"... Lelaki itu kemudian mulai melukis, sampai lewat tengah malam, hingga tertidur lelah di lantai studio. Namun ada kelegaan luar biasa yang takkan bisa dikatakannya, melampaui kemampuan rangkum nada atau kata, surat cinta, bahkan rencana sehidup semati. Dalam studio itu, akhirnya ia mengetahui apa yang ia inginkan. Bahagia dengan satu kejujuran. Kemudian berserah dalam ketakberdayaan. Ia bahkan tidur sambil tersenyum."


Nada dan puisi datang dan pergi menghampirimu
Tiada yang mampu merengkuh arti dan isi hati

Rectoverso - Firasat

"...Aku teringat detik-detik yang kugenggam. Hangat senyumnya, napasnya, tubuhnya, dan hujan ini mengguyur semua hangat itu, menghanyutkannya bersama air sungai, bermuara entah ke mana. Hujan mendobrak paksa genggamanku dan merampas milikku yang paling berharga. Hujan bahkan membasuh air mata yang belum ada. Membuatku seolah-olah menangis. Aku tidak ingin menangis. Aku hanya ingin ia pulang. Cepat pulang. Jangan pergi lagi."


Kemarin, kulihat awan membentuk wajahmu
Desau angin meniupkan namamu
Tubuhku terpaku

Rectoverso - Tidur

"...Terlalu lama kita hidup menjadi bayang-bayang bagi satu sama lain. Biarkan aku mendekati kalian dengan perlahan, sampai pagi terbit bagi kita bersama. Tak ada lagi bayangan. Kita lebur dalam kenyataan."

Tak perlu kau bangun dari tidurmu
Tak usah bersuara menyambutku
Ku cukup bahagia berada di sini
Di sisimu, memandangmu,
Tanpa perlu kau tahu


Rectoverso - Back to Heaven´s Light

Once in a dream, I saw you telling me
That you've traveled in the dark
Just to find that little spot
How you'd settle for a light
In the vastness of the night
Then I saw some tears were coming from you eyes
As you said you'd found your paradise
And I began to ask you : why you have to cry ?